Tuesday, 21 September 2010

Dahsyatnya Sakaratul-Maut

“Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri”. (Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan).


Datangnya Kematian Menurut Al Qur’an :
1. Kematian bersifat memaksa dan siap menghampiri manusia walaupun kita berusaha menghindarkan resiko-resiko kematian.
Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS Ali Imran, 3:154)

2. Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik benteng yang kokoh atau berlindung di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini.
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS An-Nisa 4:7 8)

3. Kematian akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar.
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS al-Jumu’ah, 62: 8)

4. Kematian datang secara tiba-tiba.
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS, Luqman 31:34)

5. Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepat
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS, Al-Munafiqun, 63:11)
Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul Maut
Sabda Rasulullah SAW : “Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)
Sabda Rasulullah SAW : “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari)
Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW .
Ka’b al-Ahbar berpendapat : “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”.
Imam Ghozali berpendapat : “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki”.
Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. “Wahai manusia !”, kata pria tersebut. “Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku.”
Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang. Mustafa Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.
Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana Allah. Wallahu a’lam bis shawab.

Sakaratul Maut Orang-orang Zhalim
Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang zhalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.
Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras.
Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.
Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS Al-An’am 6:93)
(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan”. Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu. (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)
Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, “Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir kami ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! “ Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu.
Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tak seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka”.
Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zhalim di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”. Naudzu bila min dzalik!

Sakaratul Maut Orang-orang Yang Bertaqwa

Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum.
Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: “Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “(Allah telah menurunkan) kebaikan”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Assalamu alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. (QS, An-Nahl, 16 : 30-31-32)
Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, “Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu”.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Semoga kita yang masih hidup dapat selalu dikaruniai hidayah-Nya, berada dalam jalan yang benar, selalu istiqomah dalam keimanan, dan termasuk umat yang dimudahkan-Nya, selama hidup di dunia, di akhir hidup, ketika sakaratul maut, di alam barzakh, di Padang Mahsyar, di jembatan jembatan Sirath-al mustaqim, dan seterusnya.

Friday, 26 February 2010

Detik detik terakhir Rasulullah SAW

Dari Ibnu Mas’ud ra bahawasanya Rasulullah SAW bersabda:

Ajalku hampir tiba, dan akan pindah ke hadhrat Allah, ke Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arsyila’la.”

Kami bertanya lagi: “Siapakah yang akan memandikan baginda ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: Salah seorang ahli baitku.

Kami bertanya: Bagaimana nanti kami mengafani baginda ya Rasulullah?

Baginda menjawab: “Dengan bajuku ini atau pakaian Yamaniyah.”

Kami bertanya: “Siapakah yang mensolatkan baginda di antara kami?” Kami menangis dan Rasulullah SAW pun turut menangis.

Kemudian baginda bersabda: “Tenanglah, semoga Allah mengampuni kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku, maka letaklah aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku, kemudian keluarlah kamu semua dari sisiku. Maka yang pertama-tama mensholatkan aku adalah sahabatku Jibril as. Kemudian Mikail, kemudian Israfil kemudian Malaikat Izrail (Malaikat Maut) beserta bala tenteranya. Kemudian masuklah kalian dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang mula sholat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu sekalian.”

Sehari menjelang baginda wafat yaitu pada hari Ahad, penyakit baginda semakin bertambah serius. Pada hari itu, setelah Bilal bin Rabah selesai mengumandangkan azannya, ia berdiri di depan pintu rumah Rasulullah, kemudian memberi salam: “Assalamualaikum ya Rasulullah?” Kemudian ia berkata lagi “Assholah yarhamukallah.”

Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali bin Abi Thalib dan Abbas ra, sambil dibimbing oleh mereka berdua, maka baginda berjalan menuju ke masjid. Baginda sholat dua rakaat, setelah itu baginda melihat kepada orang ramai dan bersabda: “Ya ma’aasyiral Muslimin, kamu semua berada dalam pemeliharaan dan perlindungan Allah, sesungguhnya Dia adalah penggantiku atas kamu semua setelah aku tiada. Aku berwasiat kepada kamu semua agar bertakwa kepada Allah SWT, kerana aku akan meninggalkan dunia yang fana ini. Hari ini adalah hari pertamaku memasuki alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku berada di alam dunia ini.”

Malaikat Maut Datang Bertamu
Pada esoknya, yaitu Senin, Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut supaya ia turun menemui Rasulullah SAW dengan berpakaian sebaik-baiknya. Dan Allah menyuruh kepada Malaikat Maut mencabut nyawa Rasulullah SAW dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk, maka ia dibolehkan masuk, namun jika Rasulullah SAW tidak mengizinkannya, ia tidak boleh masuk, dan hendaklah ia kembali saja.

Maka turunlah Malaikat Maut untuk menunaikan perintah Allah SWT. Ia menyamar sebagai seorang biasa. Setelah sampai di depan pintu tempat kediaman Rasulullah SAW, Malaikat Maut itupun berkata: “Assalamualaikum Wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah!” Siti Fatimah pun keluar menemuinya dan berkata kepada tamunya itu: “Maafkanlah, ayahku sedang demam”, kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya,

Kemudian Malaikat Maut itu memberi salam lagi: “Assalamualaikum. Bolehkah saya masuk?” Akhirnya Rasulullah SAW mendengar suara Malaikat Maut itu, lalu baginda bertanya kepada puterinya Fatimah: “Siapakah itu wahai anakku?” Fatimah menjawab: “Seorang lelaki, sepertinya baru sekali ini saya melihatnya,” tutur Fatimah lembut.

Rasulullah SAW bersabda: “Tahukah kamu siapakah dia, wahai anakku?” Fatimah menjawab: “Tidak wahai Rasulullah.” Lalu Rasulullah SAW menjelaskan sambil menatap wajah anaknya, seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang “Wahai Fatimah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut.” Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Masuklah, Wahai Malaikat Maut. Maka masuklah Malaikat Maut itu sambil mengucapkan ‘Assalamualaika ya Rasulullah.” Rasulullah SAW pun menjawab: Waalaikassalam Ya Malaikat Maut. Engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?”

Malaikat Maut menjawab: “Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika anda izinkan akan saya lakukan, kalau tidak, saya akan pulang.

Rasulullah SAW bertanya: “Wahai Malaikat Maut, di mana engkau tinggalkan kecintaanku Jibril? “Saya tinggal dia di langit dunia” Jawab Malaikat Maut.

Baru saja Malaikat Maut selesai bicara, tiba-tiba Jibril as datang kemudian duduk di samping Rasulullah SAW. Maka bersabdalah Rasulullah SAW: “Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahawa ajalku telah dekat? Jibril menjawab: Ya, Wahai kekasih Allah.”

Ketika Sakaratul Maut Tiba
Seterusnya Rasulullah SAW bersabda: “Beritahu kepadaku Wahai Jibril, apakah yang telah disediakan Allah untukku di sisinya? Jibril pun menjawab; “Bahawasanya pintu-pintu langit telah dibuka, sedangkan malaikat-malaikat telah berbaris untuk menyambut rohmu.”

Rasulullah SAW bersabda: “Segala puji dan syukur bagi Tuhanku. Wahai Jibril, apa lagi yang telah disediakan Allah untukku? Jibril menjawab lagi: Bahawasanya pintu-pintu Syurga telah dibuka, dan bidadari-bidadari telah berhias, sungai-sungai telah mengalir, dan buah-buahnya telah ranum, semuanya menanti kedatangan rohmu.”

Rasulullah SAW bersabda lagi: “Segala puji dan syukur untuk Tuhanku. Beritahu lagi wahai Jibril, apa lagi yang di sediakan Allah untukku? Jibril menjawab: Aku memberikan berita gembira untuk anda wahai kekasih Allah. Engkaulah yang pertama-tama diizinkan sebagai pemberi syafaat pada hari kiamat nanti.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Segala puji dan syukur, aku panjatkan untuk Tuhanku. Wahai Jibril beritahu kepadaku lagi tentang khabar yang menggembirakan aku?”

Jibril as bertanya: “Wahai kekasih Allah, apa sebenarnya yang ingin tuan tanyakan? Rasulullah SAW menjawab: “Tentang kegelisahanku, apakah yang akan diperolehi oleh orang-orang yang membaca Al-Quran sesudahku? Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan sesudahku? Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berziarah ke Baitul Haram sesudahku?”

Jibril menjawab: “Saya membawa khabar gembira untuk baginda. Sesungguhnya Allah telah berfirman: Aku telah mengharamkan Syurga bagi semua Nabi dan umat, sampai engkau (Muhammad) dan umatmu memasukinya terlebih dahulu.”

Maka berkatalah Rasulullah SAW: “Sekarang, tenanglah hati dan perasaanku. Wahai Malaikat Maut dekatlah kepadaku” Lalu Malaikat Maut pun berada dekat Rasulullah SAW.

Imam Ali kw, bertanya: “Wahai Rasulullah SAW, siapakah yang akan memandikan anda dan siapakah yang akan mengafaninya? Rasulullah menjawab: Adapun yang memandikan aku adalah engkau wahai Ali, sedangkan Ibnu Abbas menyiramkan airnya dan Jibril akan membawa hanuth (minyak wangi) dari dalam Syurga.

Kemudian Malaikat Maut pun mulai mencabut nyawa Rasulullah. Ketika roh baginda sampai di pusat perut, baginda berkata: “Wahai Jibril, alangkah pedihnya maut.”

Mendengar ucapan Rasulullah itu, Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam, Jibril as memalingkan mukanya. Lalu Rasulullah SAW bertanya: “Wahai Jibril, apakah engkau tidak suka memandang mukaku? Jibril menjawab: Wahai kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat muka baginda, sedangkan baginda sedang merasakan sakitnya maut?”

“Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku” “peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

“Ummatii,ummatii, ummatiii” – “Umatku, umatku, umatku”

Fathimah Az-Zahra` a.s. di masa-masa terakhir Kehidupan Rasulullah SAWW
Di akhir-akhir umurnya Rasulullah SAWW, Fathimah a.s. menatap wajah ayahnya yang bercahaya dan mengalirkan keringat dingin. Sambil menangis ia menatap ayahnya. Sang ayah tidak tega melihat putrinya menangis dan gelisah. Akhirnya sang ayah membisikkan sebuah ucapan di telinganya sehingga ia tenang dan tersenyum. Senyumnya pada masa-masa krisis seperti itu terlihat sangat aneh. Mereka bertanya kepadanya: “Rahasia apakah yang telah ia ucapkan?” Ia hanya menjawab: “Selama ayahku hidup aku akan bungkam seribu bahasa”. Setelah Rasulullah SAWW meninggal dunia, ia membongkar rahasia itu. Fathimah a.s. berkata: “Ayahku mengatakan kepadaku bahwa engkau adalah orang pertama dari Ahlul Baytku yang akan menyusulku. Oleh karena itu, aku bahagia”.

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?

Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa alih wasalam. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Monday, 16 November 2009

Kisah Nabi Idris Alaihissalam

Nabi Idris a.s. ialah salah seorang rasul dan nabi yang diturunkan oleh Allah s.w.t. untuk membimbing manusia ke jalan yang benar. Nabi Idris merupakan rasul kedua daripada 25 rasul yang wajid diketahui oleh umat Islam

Tidak banyak keterangan yang didapati tentang kisah Nabi Idris di dalam Al-Quran mahupun dalam kitab-kitab Tafsir dan kitab-kitab sejarah nabi-nabi.Di dalam Al-Quran hanya terdapat dua ayat tentang Nabi Idris iaitu dalam surah Maryam ayat 56 dan 57: "Dan ceritakanlah { hai Muhammad kepada mereka , kisah } Idris yang terdapat tersebut di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. 57 - Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." { Maryam : 56 - 57 }

Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam a.s. putera dari Yarid bin Mihla'iel bin Qinan bin Anusy bin Syith bin Adam A.S. dan adalah keturunan pertama yang dikurniai kenabian menjadi Nabi setelah Adam dan Syith. Menurut kitab tafsir 1000 tahun selepas Nabi Adam a.s wafat.

Nabi Idris dianugerahkan kepandaian di dalam pelbagai disiplin ilmu kemahiran serta mencipta peralatan yang digunakan manusia sekarang ini seperti penulisan, matematik, astronomi, dan lain-lain lagi. Menurut sebuah kisah, terdapat satu masa di mana kebanyakan manusia telah melupakan tuhan, dan bumi telah dihukum dengan kemarau. Walaubagaimanapun, Nabi Idris a.s. telah berdoa ke hadrat Allah s.w.t. dan berakhirlah musim kemarau tersebut dengan turunnya hujan.

Nabi Idris menurut sementara riwayat bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk agama Allah mengajarkan tauhid dan beribadat menyembah Allah serta memberi beberapa pendoman hidup bagi pengikut-pengikutnya agar menyelamat diri dari seksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup sampai usia 82 tahun.

Menurut sebuah buku The Prophet of God Enoch: Nabiyullah Idris, Idris ialah nama Arab bagi Enoch. Beliau dinyatakan di dalam Al-Quran sebagai manusia yang dipilih oleh Allah s.w.t. sehingga beliau diangkat ke langit.

Satu kepercayaan yang tidak dipastikan kesahihannya mengatakan bahawa piramid telah dibina sebagai merujuk kepada Nabi Idris a.s., kerana di kawasan itulah di mana beliau diangkat ke langit.

Nasihat dan Pengajaran

Di antara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah : ~

  1. Kesabaran yang disertai iman kepada Allah membawa kepada kemenangan.
  2. Orang yang bahagia ialah orang yang berwaspada dan mengharapkan syafaat daripada Tuhannya dengan amal-amal solehnya.
  3. Apabila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa maka ikhlaskanlah niatmu demikian pula puasa dan solatmu.
  4. Janganlah bersumpah dalam keadaan kamu berdusta dan janganlah menuntup sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa.
  5. Taatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada pembesar-pembesarmu serta penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan syukur dan pujian kepada Allah.
  6. Janganlah iri hati kepada orang-orang yang bernasib baik , kerana mereka tidak akan banyak dan lama menikmati nasib baiknya.
  7. Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya.
  8. Tanpa membahagi-bahagikan nikmat yang diperolehnya seorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehinya itu.

Firman Allah bahawa Nabi Idris diangkat martabatnya. Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahawa Nabi Idris wafat tatkala berada di langit keempat dibawa oleh seorang Malaikat

Wallahu a'alam bissawab.

Wednesday, 21 October 2009

House Warming?

Permulaan untuk berpindah rumah baru.
1.      Azan
Melaungkan azan ketika pertama kali masuk opis/rumah baru.  Ia juga baik bagi bangunan yang telah lama ditinggalkan dan tidak dihuni oleh siapa-siapa. Dalam sebuah hadis, Rasulullah s.a.w. pernah memberitahu bahawa sekiranya sesebuah bangunan (premis/rumah) itu terlalu lama dikosongkan (tanpa penghuni) ianya akan dimasuki sejenis makhluk halus (jin yang dikenali sebagai Al-'Ammar) yang suka tinggal di rumah yang tidak berpenghuni.


2.      Membaca surah Al-Baqarah
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud;
"Jangan lah kamu jadikan rumahmu seperti kubur (hanya untuk tidur), sesungguhnya syaitan akan lari dari rumah yang dibacakan Surah Al-Baqarah."


3.      Banyakkan solat dan membaca Al-Quran
Dalam sebuah hadis lain pula, Rasulullah s.a.w. juga menggalakkan agar kita memperbanyakkan solat dan membaca Al-Quran di dalam rumah atau bangunan yang baru diduduki. Baginda bersabda yang bermaksud;
"Sinarilah rumahmu dengan memperbanyakkan solat dan membaca Al-Quran."  (hadis riwayat Al-Baihaqi)


4.      Baca Surah yassin, Al-Fatihah dan Al-Ikhlas
Amalkan membaca surah Yassin setiap malam terutamanya tujuh malam pertama anda menduduki rumah atau bangunan. Baca juga surah Al-Fatihah sebanyak satu kali, surah Al-Ikhlas 3 kali, selawat ke atas nabi sebanyak 7 kali, ayat Kursi sekali, tetapi di ayat terakhir bacalah sebanyak 7 kali.


5.      Pagar rumah cara Islam.
Perbuatan memagar rumah dengan menanam atau menggantung sesuatu di penjuru atau sudut-sudut tertentu di rumah atau bangunan yg diduduki dengan kepercayaan bahawa benda tersebut akan menjaga dan memelihara keselamatan penghuninya adalah perbuatan yang bertentangan di sisi Islam. Bagaimanapun
ada cara yg dibolehkan dan digalakkan mengikut ajaran Islam.  Caranya dengan 'memagar rumah' dengan merenjis air Yassin di sekeliling rumah. Ikut panduan berikut; ambil air kemudian baca surah Al-Fatihah, ayat Kursi, Surah 3 Kul (Al-Ikhlas, Al-Falaq dan Al-Nas). kemudian tiup ke dalam air tersebut perlahan2 hingga habis nafas. Setelah itu, jirus dan renjiskan air tersebut ke setiap penjuru rumah dengan mulai dengan
penjuru yg terletak di sebelah kanan dan penjuru seterusnya mengikut arah berlawanan jarum jam (anticlockwise)


Wallahua’lam

Monday, 12 October 2009

Kisah Habil dan Qabil

Menurut sesetengah ulama, Nabi Adam dan isterinya Hawa dikurniakan Allah dengan anak ramai . Dikatakan mereka mempunyai 120 orang putera puteri . Setiap kali Siti Hawa melahirkan anak pasti akan dikurniakan anak kembar iaitu seorang lelaki dan seorang perempuan  . Menurut peraturan dan syariat Nabi Adam seperti yang dikehendaki Allah , putera puterinya akan dijodohkan  antara satu sama lain .

Kembar pertama yang dilahirkan oleh Siti Hawa ialah Qabil dan Iklima. Kembar keduanya ialah Habil dan Labuda . Adik Qabil iaitu  Iklima mempunyai rupa paras yang cantik jelita . Namun,  Labuda tidak mempunyai rupa paras yang cantik seperti kakaknya .

Setelah putera puteri baginda meningkat dewasa , Nabi Adam mendapat satu wahyu yang sangat penting dari Allah . Menurut wahyu tersebut Allah memerintahkan Nabi Adam menjodohkan putera puterinya secara berselang seli . Ini bermakna Qabil mestilah berkahwin dengan Labuda dan Habil pula berkahwin dengan Iklima. Setelah menerima wahyu itu Nabi Adam segera memberitahu putera puterinya .

Namun puteranya Qabil tidak bersetuju dan terus membantah seraya berkata “Ayah! aku tidak bersetuju dengan keputusan  ayah. Akulah yang berhak berkahwin dengan Iklima kerana dia lahir bersama-sama dengan ku”. Qabil membantah kerana  cemburu dengan terhadap adiknya, Habil. Setelah abangnya diam , Habil pula berkata “ Ayah! Aku serahkan perkara ini kepada Allah jika demikian perintah Allah” . Kata-kata Habil ini membuatkan abangnya itu bertambah marah .

Nabi Adam diam mendengarkan kata anaknya itu . Tapi Qabil terus membantah sambil berkata “Tidak ayah..aku tetap tidak bersetuju…kalau ayah meneruskan juga beerti ayah mengasihi Habil dan membenciku”. Nabi Adam merasa serba salah dalam menghadapi masaalah menjodohkan anaknya . Setelah berfikir panjang , Nabi Adam pun memberi cadangan “ Wahai putera-puteraku..kamu berdualah pergi minta keputusan dari Allah dengan membawa korban mu masing-masing . Barang siapa korbannya diterima Allah , maka dia lah yang benar ”

Pada keesokan harinya kedua-dua putera Nabi Adam itu segera pergi ke tempat yang Nabi Adam sering sujud kepada Allah . Qabil membawa  sehidang buah-buahan dan tanam-tanamannya yang rosak dan busuk sesuai pekerjaanya sebagai seorang petani. Maka Habil pula membawa seekor kambing yang paling disayanginya sesuai pekerjaannya sebagai pengembala. Kedua-duanya meletakkan korban masing-masing ditempat yang disediakan .

Tidak lama kemudian, turunlah api tanpa asap menyambar korban yang dipersembahkan oleh Habil. Korban Qabil langsung tidak terusik dan berada di tempatnya . Ini bererti korban Habil diterima dan Habil lah yang benar dan dialah yang patut  berkahwin dengan Iklima .

Keputusan dari Allah ini tidak juga membuat Qabil berasa puas malah dia semakin geram dan dendam terhadap adiknya .

Di saat inilah iblis mula menusukkan jarumnya. Iblis mula menghasut Qabil agar membunuh Habil dan menghapuskannya terus dari muka bumi ini.

Dengan  keputusan dari langit yang menerima korban Habil dan menolak korban Qabil maka pudarlah harapan Qabil untuk mempersandingkan Iqlima tidak puas dengan keputusan itu namun tidak ada jalan untuk menyoalkan. Ia menyerah dan memerainya dengan rasa kesal dan marah sambil menaruh dendam terhadap Habil yang akan dibunuh di kala ketiadaan ayahnya.

Ketika Adam hendak berpergian dan meninggalkan rumah beliau mengamanahkan rumahtangga dan keluarga kepada Qabil. Ia berpesan kepadanya agar menjaga baik-baik ibu dan saudara-saudaranya selama ketiadaannya. Ia berpesan pula agar kerukunan keluarga dan ketenangan rumahtangga terpelihara baik-baik jangan sampai terjadi hal-hal yang mengeruhkan suasana atau merosakkan hubungan kekeluargaan yang sudah akrab dan intim.

Qabil menerima pesanan dan amanat ayahnya dengan kesanggupan akan berusaha sekuat tenaga menyelenggarakan amanat ayahnya dengan sebaik-baiknya dan sempurna berpergiannya akan mendapat segala sesuatu dalam keadaan baik dan menyenangkan. Demikianlah kata-kata dan janji yang keluar dari mulut Qabil namun dalam hatinya ia berkata bahawa ia telah diberi kesempatan yang baik untuk melaksanakan niat jahatnya dan melepaskan rasa dendamnya dan dengkinya terhadap Habil saudaranya.

Tidak lama setelah Adam meninggalkan keluarganya datanglah Qabil menemui Habil di tempat penternakannya. Berkata ia kepada Habil: "Aku datang ke mari untuk membunuhmu. Masanya telah tiba untuk aku lenyapkan engkau dari atas bumi ini."

"Apa salahku?" tanya Habil. Dengan asalan apakah engkau hendak membunuhku?"

Qabil berkata:"Ialah kerana korbanmu diterima oleh Allah sedangkan korbanku ditolak yang bererti bahawa engkau akan mengahwini adikku Iqlima yang cantik dan molek itu dan aku harus mengahwini adikmu yang buruk dan tidak mempunyai gaya yang menarik itu."

Habil berkata: "Adakah berdosa aku bahawa Allah telah menerima korbanku dan menolak korbanmu? Tidakkah engkau telah bersetuju cara penyelesaian yang diusulkan oleh ayah sebagaimana telah kami laksanakan? Janganlah tergesa-gesa wahai saudaraku, mempertaruhkan hawa nafsu dan ajakan syaitan! Kawalah perasaanmu dan fikirlah masak- masak akan akibat perbuatanmu kelak! Ketahuilah bahawa Allah hanya menerima korban dari orang-orang yang bertakwa yang menyerahkan dengan tulus ikhlas dari hati yang suci dan niat yang murni. Adakah mungkin sesekali bahawa korban yang engkau serahkan itu engkau pilihkannya dari gandummu yang telah rosak dan busuk dan engkau berikan secara terpaksa bertentangan dengan kehendak hatimu, sehingga ditolak oleh Allah, berlainan dengan kambing yang aku serahkan sebagai korban yang sengaja aku pilihkan dari perternakanku yang paling sihat dan kucintai dan ku serahkannya dengan tulus ikhlas disertai permohonan diterimanya oleh Allah.

Renungkanlah, wahai saudaraku kata-kataku ini dan buangkanlah niat jahatmu yang telah dibisikkan kepadamu oleh Iblis itu, musuh yang telah menyebabkan turunnya ayah dan ibu dari syurga dan ketahuilah bahawa jika engkau tetap berkeras kepala hendak membunuhku, tidaklah akan aku angkat tanganku untuk membalasmu kerana aku takut kepada Allah dan tidak akan melakukan sesuatu yang tidak diredhainya.Aku hanya berserah diri kepada-Nya dan kepada apa yang akan ditakdirkan bagi diriku."

Nasihat dan kata-kata mutiara Habil itu didengar oleh Qabil namun masuk telinga kanan keluar telinga kiri dan sekali-kali tidak sampai menyentuh lubuk hatinya yang penuh rasa dengki, dendam dan iri hati sehingga tidak ada tempat lagi bagi rasa damai, cinta dan kasih sayang kepada saudara sekandungnya. Qabil yang dikendalikan oleh Iblis tidak diberinya kesempatan untuk menoleh kebelakang mempertimbangkan kembali tindakan jahat yang dirancangkan terhadap saudaranya, bahkan bila api dendam dan dengkin didalam dadanya mulai akan padam dikipasinya kembali oleh Iblis agar tetap menyala-yala dan ketika Qabil bingung tidak tahu bagaimana ia harus membunuh Habil saudaranya, menjelmalah Iblis dengan seekor burung yang dipukul kepalanya dengan batu sampai mati. Contoh yang diberikan oleh Iblis itu diterapkannya atas diri Habil di kala ia tidur dengan nyenyaknya dan jatuhlah Habil sebagai korban keganasan saudara kandungnya sendiri dan sebagai korban pembunuhan pertama dalam sejarah manusia.

Qabil merasa gelisah dan bingung menghadapi mayat saudaranya.ia tidak tahu apa yang harus diperbuat dengan tubuh saudaranya yang semakin lama semakin busuk itu. Diletakkannyalah tubuh itu di sebuah peti yang dipikulnya seraya mundar-mundir oleh Qabil dalam keadaan sedih melihat burung-burung sedang berterbangan hendak menyerbu tubuh jenazah Habil yang sudah busuk itu.

Kebingungan dan kesedihan Qabil tidak berlangsung lama kerana ditolong oleh suatu contoh yang diberikan oleh Tuhan kepadanya sebagaimana ia harus menguburkan jenazah saudaranya itu.Allah s.w.t. Yang Maha Pengasih lagi Maha Bijaksana, tidak rela melihat mayat hamba-Nya yang soleh dan tidak berdosa itu tersia-sia demikian rupa, maka dipertunjukkanlah kepada Qabil, bagaimana seekor burung gagak menggali tanah dengan kaki dan paruhnya, lalu menyodokkan gagak lain yang sudah mati dalam pertarungan, ke dalam lubang yang telah digalinya, dan menutupi kembali dengan tanah. Melihat contoh dan pengajaran yang diberikan oleh burung gagak itu, termenunglah Qabil sejenak lalu berkata pada dirinya sendiri: "Alangkah bodohnya aku, tidakkah aku dapat berbuat seperti burung gagak itu dan mengikuti caranya menguburkan mayat saudaraku ini?"

Kemudian kembalilah Adam dari perjalanan jauhnya.Ia tidak melihat Habil di antara putera-puterinya yang sedang berkumpul. Bertanyalah ia kepada Qabil: "Di manakah Habil berada?Aku tidak melihatnya sejak aku pulang."

Qabil menjawab: "Entah, aku tidak tahu dia ke mana! Aku bukan hamba Habil yang harus mengikutinya ke mana saja ia pergi."

Melihat sikap yang angkuh dan jawapan yang kasar dari Qabil, Adam dapat meneka bahawa telah terjadi sesuatu ke atas diri Habil, puteranya yang soleh, bertakwa dan berbakti terhadap kedua orang tuanya itu. Pada akhirnya terbukti bahawa Habil telah mati dibunuh oleh Qabil sewaktu peninggalannya.Ia sangat sesal di atas perbuatan Qabil yang kejam dan ganas itu di mana rasa persaudaraan, ikatan darah dan hubungan keluarga diketepikan sekadar untuk memenuhi hawa nafsu dan bisikan yang menyesatkan.

Menghadapi musibah itu, Nabi Adam hanya berpasrah kepada Allah menerimanya sebagai takdir dan kehendak-Nya seraya mohon dikurniai kesabaran dan keteguhan iman baginya dan kesedaran bertaubat dan beristighfar bagi puteranya Qabil.

Al-Quran mengisahkan cerita kedua putera Nabi Adam ini dalam surah"Al- Maaidah" ayat 27 sehingga ayat 32

Wallahua’lam

Tuesday, 6 October 2009

Nabi Adam Diturunkan Ke Bumi

Sesuai dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh Allah dari Syurga akibat keengganannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan hasad dengki terhadap Adam yang menjadi penyebab sehinggakan dia dikutuk dan dilaknat selama-lamanya serta tersingkir dari singgahsana kebesarannya. Iblis mula menunjukkan rancangan untuk menyesatkan Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di syurga yang tenteram, damai dan bahagia.

Dia menyatakan kepada mereka bahawa dia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka. Pelbagai cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahawa dia betul-betul jujur dalam nasihat dan memberi petunjuk kepada mereka. Dia membisikkan kepada mereka bahawa larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yang ditunjukkan itu adalah kerana dengan memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal. Diulang-ulangi lpujukkan itu dengan menunjukkan akan harumnya bau pohon yang dilarang itu dan indah nian bentuk buahnya serta lazat rasanya. Akhirnya termakanlah pujuk rayu yang halus itu oleh Adam dan Hawa dan melanggari larangan Tuhan.

Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yang bermaksud:

"Tidakkah Aku mencegah kamu daripada mendekati pohon itu dan memakan buahnya dan tidakkah Aku telah ingatkan kamu bahawa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata."

Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah mereka bahawa mereka telah melanggari perintah Allah dan bahawa mereka telah melakukan suatu kesalahan serta dosa besar. Maka mereka menyesal dan berkatalah mereka:

"Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiayai diri kami sendiri dan telah melanggari perintah-Mu kerana terikut pujukan Iblis. Ampunilah dosa kami kerana nescaya kami akan tergolong orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami."

Adam dan Hawa diturunkan ke Bumi

Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampunkan perbuatan yang mereka telah lakukan. Hal ini demikian telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian mereka terhadap peringatan Tuhan mengenai Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa pujukan dan rayunya yang manis namun beracun itu.

Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar tidak mengulangi pelanggaran yang telah dilakukan serta menimbulkan murka seta teguran Tuhan itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan pujukan Iblis yang dilaknat itu. Harapan untuk tinggal terus di syurga yang telah pudar kerana perbuatan mereka melanggar perintah Allah, hidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahawa redha Allah serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya.

Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam hati dan tidak terfikirkan oleh mereka. Allah s.w.t.yang telah menentukan dalam takdir-nya bahawa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk diterokaiya, akan dikuasai kepada manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yang bernama manusia itu. Berfirmanlah Allah kepada mereka:"Turunlah kamu ke bumi sebahagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disana sampai waktu yang telah ditentukan."

Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali.Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat serta tabiat mereka yang berbeza-beza serta warna kulit dan kecerdasan otaknya.

Umat manusia akan hidup berkelompok dan menjadi suku-suku serta bangsa-bangsa yang mana selah satu akan menjadi musuh yang lain saling bunuh-membunuh, aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga Allah mengutuskan nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya untuk memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus dan penuh damai , kasih sayang di antara sesama manusia untuk menuju jalan yang diredhai-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.

Adapun diriwayatkan bahawa Nabi Adam diturunkan di atas sebuah gunung di Sri Lanka yang pada masa ini digelar Puncak Adam (Adam’s Peak). Di puncak ini dikatakan tempat Nabi Adam menjejakkan kakinya selepas diturunkan dari syurga. Tempat ini bukan saja dianggap istimewa oleh orang Islam tetapi juga menjadi tempat suci bagi penganut Buddha, Hindu dan Christian.

Hawa pula dikatakan diturunkan di tempat yang sekarang digelar Jeddah, Arab Saudi. Jeddah berasal dari perkataan arab yang bermaksud ‘nenek’. Oleh kerana Hawa adalah ibu pertama semua manusia, maka tempatnya dinamakan Jeddah sempena beliau.

Diriwatkan juga Nabi Adam dan isterinya Hawa mengambil masa 40 tahun untuk bertemu kembali setelah diturunkan ke bumi. Tempat pertemuan mereka adalah di Jabal Rahmah di Padang Arafah. Disinilah bertahun-tahun mereka memohon ampun daripada Allah. Wukuf di padang Arafah merupakan salah satu rukun Haji, bagi mengingati kembali peristiwa Adam dan Hawa.

mainpix1Puncak Adam (Adam’s Peak) Sri Lanka

mainpix2Bekas tapak kaki yang dikatakan milik Nabi Adam

OLYMPUS DIGITAL CAMERA         Jabal Rahmah di Padang Arafah, diriwayatkan tempat bertemunya Nabi Adam dan Hawa setelah 40 tahun terpisah  

Wallahua’lam

Sunday, 4 October 2009

Nabi Adam Menghuni Syurga

Kesombongan Iblis

Allah berfirman kepada para malaikat:

"Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku. Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepadanya, maka bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah, kerana Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya."

Ketika semua makhluk syurga sujud kepada keagungan Allah itu, Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah kerana merasa dirinya lebih mulia, lebih utama dan lebih agung dari Adam. Demikian halnya adalah disebabkan Iblis diciptakan dari unsur api sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan dengan asal-usulnya menjadikannya sombong dan tidak layak untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain, walaupun telah diperintah oleh Allah.

Disebabkan oleh kesombongan, kebongkakan dan keengganan melakukan sujud yang diperintahkan, maka Allah menghukum Iblis dengan mengusirnya dari syurga dan mengeluarkannya daripada barisan malaikat disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga hari kiamat. Di samping itu, dia telah dijamin sebagai penghuni neraka.

Iblis dengan sombongnya menerima hukuman Tuhan itu dan dia hanya bermohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal sehingga hari kemusnahan alam. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, dia sebaliknya mengancam akan menyesatkan Adam, sebagai punca terusirnya dia dari syurga, dan akan datang kepada anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan mengikutinya menempuh jalan yang sesat.

Kemudian, Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu sambil melaknatnya. Allah berkata bahawa Iblis tidak akan berjaya menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.

Pengetahuan Adam mengenai nama-nama benda

Allah hendak menghilangkan pandangan serong para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam sebagai penguasa bumi, maka diajarkan kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta, kemudian ditunjukkan benda-benda itu di hadapan para malaikat lalu mencabar malaikat menyebut nama itu untuk kalahkan Adam. Para malaikat tidak berdaya menyahut cabaran Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengaku ketidaktahuaan mereka dengan mengatakan yang mereka tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajarkan mereka.

Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahu nama-nama itu kepada para malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahawa Dia sahaja yang mengetahui rahsia langit dan bumi serta mengetahui apa yang zahir dan tersembunyi.

Pengetahuan Adam mengenai nama-nama benda

Allah hendak menghilangkan pandangan serong para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam sebagai penguasa bumi, maka diajarkan kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta, kemudian ditunjukkan benda-benda itu di hadapan para malaikat lalu mencabar malaikat menyebut nama itu untuk kalahkan Adam. Para malaikat tidak berdaya menyahut cabaran Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengaku ketidaktahuaan mereka dengan mengatakan yang mereka tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajarkan mereka.

Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahu nama-nama itu kepada para malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahawa Dia sahaja yang mengetahui rahsia langit dan bumi serta mengetahui apa yang zahir dan tersembunyi.

Adam menghuni Syurga

Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman hidupnya, menghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi keperluan fitrahnya untuk mengembangkan keturunannya. Menurut cerita para ulama, Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang disebelah kiri pada waktu baginda masih tidur sehingga ketika baginda terjaga, baginda melihat Hawa sudah berada di sisinya. Lalu baginda disoal oleh malaikat:"Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang berada di sampingmu itu?"

Berkatalah Adam:"Seorang perempuan."Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah kepadanya."Siapa namanya?"tanya malaikat lagi."Hawa",jawab Adam."Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?",tanya malaikat lagi. Adam menjawab:"Untuk mendampingiku, memberi kebahagian kepadaku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah."

Allah berpesan kepada Adam:"Tinggallah engkau bersama isterimu di syurga, rasakanlah kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya, rasailah dan makanlah buah-buahan yang lazat yang terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan nafsumu. Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapar,dahaga ataupun letih selama kamu berada di dalamnya. Akan tetapi janganlah engkau makan buah dari pohon ini yang akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim. Ketahuilah bahawa Iblis itu adalah musuhmu dan musuh isterimu,ia akan berusaha memujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmati ini."

Wallahua’lam